Senin, 15 September 2008

VISITASI MAHASISWA GKP DI JOGJAKARTA

Beberapa waktu yang lalu, tepatnya 7-9 September 2008, saya bersama Komisi Tutorial Sinode GKP melakukan Visitasi Mahasiswa GKP (teologi & non-teologi) di Jogjakarta. Berangkat menjelang malam dan tiba keesokan harinya (subuh) sungguh tidak terasa terlebih saya berangkat dengan rekan-rekan yang mengasyikan.
Tiba di Jogja disambut mahasiswa teologi yang sudah stand by menanti Tutor mereka. Setelah relax beberapa jam di wisma Bethesda (oh ya Wisma ini lumayan bersih, nyaman dan cukup murah lho...) kami mempersiapkan diri untuk pendampingan dan pertemuan sore hari (menunggu mahasiswa selesai kuliah) dan tentu saja tak melewati jalan-jalan sebentar di kota gudeg ini. Tempat mana yang pantang untuk dilewatkan? Ya.. malioboro masih menjadi tempat favorit.
Sore hari tiba, akhirnya kami bertemu dengan mahasiswa teologi GKP (calon-calon Pdt GKP) saling melepaskan kangen, penyampaian berbagai info dan curhat dari hati ke hati tentang pergumulan-pergumulan mereka. Dilanjutkan dengan pertemuan dengan mahasiswa GKP non-teologi (Paguyuban Mahasiswa GKP se-Jogjakarta) dan diakhiri dengan makan malam bersama.
Malam hari di wisma saya merenung sejenak ... Ternyata pergumulan-pergumulan mahasiswa hampir sama dengan pergumulan saya beberapa tahun yang lalu di STT Jakarta. Terutama masalah keuangan, biaya hidup, dan sejenisnya.
Saya masih ingat "masa-masa sengsara" dulu ketika kuliah, dalam sehari pernah hanya makan satu mie rebus, ketika lapar biasanya pergi tidur untuk sekedar tidur bermimpi makan enak.. Tapi Puji Tuhan, Ia begitu baik... ada banyak cara yang diberikan Tuhan untuk mencukupi kita. Saya diberi talenta oleh Tuhan di bidang tarik suara. Ya..nyanyi adalah hobi saya. Ternyata melalui nyanyi di Paduan Suara atau Kelompok Musik di kampus dulu selain menghasilkan pengalaman dan pembelajaran juga menghasilkan uang. Memang tidak besar tapi lumayan lah untuk mahasiswa.
Biasanya Kelompok Musik saya dulu diminta gereja-gereja di Jkt untuk mengisi acara-acara gerejawi dan ucapan terima kasih yang di dapat disertai beberapa rupiah yang dibagi rata. Memang bukan uang tujuan saya dulu ikut Kelompok Musik, karena hobi lah saya bergabung. Tapi kalau dari situ Tuhan juga memberi berkat, siapa yang menolak?
Menjadi mahasiswa yang pas-pasan perlu strategi atau cara agar bisa memenuhi kebutuhan hidup. Terutama yang jauh dari keluarga bahkan kiriman dari keluarga yang seret. Kalau kita mau berserah pada Tuhan, maka Ia akan buka jalan. Salah satu nya adalah melalui talenta kita.